HOME

Senin, 03 November 2014

GELATO masa’ gitu?

Lain salmon lain cerita…
Ini ceritanya, saya ma hubby gaya-gayaan ngedate malem mingguan ala ABG..( maaf ya bukan ABG tuwa lhoh), setelah bingung menentukan tempat (saking hobi dolen, hampir semua tempat cangkruk, kita dah perna datengin *ouuucch congkaak*).
Bonda-bandi ketiban dadi, akhirnya kita putuskan ke kedai Gelato di seputaran raya Darmo, kenapa kesitu? Lokasinya merupakan eks museum, tampak luar auranya lumayan cozy, dan ownernya satu almamater SMA, so let’s try the gelato…

Begitu masuk pelatarannya, auranya “adem” hehe seperti yang saya ceritakan bahwa dia bertempat di eks museum dan masi banyak pohon-pohon besar *baca: beringin tua* plus suasana yang after sunset…makin lekat “adem”nya

Hal kedua yang saya tanyakan adalah : “ do you accept debit card?”, Yeah mereka memang bisa debit, tapi hanya untuk bank pemilik mesin EDC saja (bukannya mesin EDC bisa dipakai untuk bank lain juga yah?!) .  Maklum sebagai ABG usia “matang” ( bukan ABG ori), kita berdua ngga biasa bawa cash dalam jumlah banyak, dan saya pikir harga disini masi okelah about 50K for a couple.
Sebagai penggemar ice cream, saya terbiasa melihat ice cream showcase-nya sebelum memilih menu, ada excitement saat kita melihat deretan various ice cream flavors, menggungah selera.

Dan ..ehhmmm..kok cuma segini ya gelatonya, pikir saya. Showcase nya cukup untuk menampung sekitar 10 pilihan Gelato, tapi yang terisi hanya 4-5..and they were running out of vanilla flavors *aaargghhh*
Helloo..it’s Saturday nite and you only have a half of your showcase filled and no vanilla….Vanilla it’s main flavors my dear, you can’t be running out of this one. Ya sudah lah, pilih rasa yang lain aja, dan pilihan saya jatuh pada Belize ( eh apa yah nama pastinya? Pokoknya antara Belize ato Belizia), suami saya memesan gelato chocolate.


Suasananya cozy, temanya vintage dan homey cocok sama overall location…15 menit menunggu sambil baca-baca majalah fesyen yang ada *mungkin makin keren, kalo ada majalah fesyen terbitan 80-90an kali yaah*, gelato-pun tiba….
Mungil amat yah porsinya, pikir saya…dan suapan pertama pun dimulai…*haap* #ehhm kok gini#, suapan kedua pun menyusul *haapp* #something different#...suapan berikutnya saya menyadari, gelato ini pun meleleh bak ice cream pada umumnya, bukannya legit dan creamy…
Well, suami saya pun beranggapan sama…bahkan dia menyamakan “gelato” ini dengan salah satu merk ice cream ternama yang terdapat banyak di toko-toko.

Beberapa kali saya ke kedai es krim, mereka pun selalu menyuguhkan segelas air putih bersama ice cream ataupun gelato-nya..kecuali untuk take away. Tapiiii untuk kali ini they served it without a glass of water *well…well…enggak bangetz deh*  kita cuma geleng-geleng nggumun…sambil kita membandingkan dengan kedai es krim langganan di kawasan Balai Pemuda; mulai dari rasa, harga, penyajian dan tempat…dan kita pun tebak-tebakan total tagihan *tadi kan, saya langsung lihat show case-nya..tanpa lihat menu*

Setelah gelato ( atau gelato wanna be?!)  super duper mungil ini habis, kita pun meminta bill..and…#tadaaaaaa# tebakan saya beneerrrr 48K for our orders, yang agak jauh dari memuaskan hehehehe…berarti seporsinya kurleb 22K, notabene hampir sama dengan kedai es krim legendaris Z*****di

Saya hanya bertanya-tanya, kok berani mendeklarasikan diri dengan gelato, lha wong rupane karo rasane wae ora memper gelato… dan apabila sudah mengkhususkan diri untuk gelato (atau es krim) , untuk dine-in  sebaiknya sertakan segelas air putih sebagai pendamping, gag perlu gede-gede segaban lah  gelasnya (seret you knoow ora ono ngombene).

Apakah ini dulunya memang jual gelato beneran? Setelah ramai langganan, dengan tujuan menaikkan profit, lalu standarnya bergeser? Atau karena sepi pengunjung, dan dengan alasan high cost, standard-nya “harus” digeser?

Buat yang penasaran boleh lah dicoba, nggak hanya gelato (wanna be), tapi ada berbagai jenis minuman, juice, aneka coffee, tea..aneka kudapan ala italiano, nasi goreng #naah lhoo, trus ini specialty nya apa donk?#
Tempatnya enak buat ngabisin senja…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar