HOME

Selasa, 06 Oktober 2015

Bromo 2015...



BROMO 2015…



Kegiatan Hiking di alam bebas adalah  hal tidak dilirik untuk pilihan berlibur…oleh sebab itu mending saya legam karena swimming dan snorkeling daripada saya hitam karena hiking….

Well, sepertinya saya terkena imbas dari “mulutmu harimau mu”, saya sering berkata “mending tidur gag liburan gpp asal gag naik gunung” namun apa yang terjadi adalah : kantor saya mengadakan outing ke Bromo untuk divisi kami dan seluruh karyawan di divisi kami WAJIB IKUT!!! –alamaaakkkk-

Terakhir saya ke Bromo adalaaaahhh saat tahun awal kuliah ( which is 1998/1999) saat Grand Bromo masi menjadi hotel paling mentereng genjreng disana. Saat persewaan jeep hardtop masi sedikit. Saat masih banyak pelaku criminal jual-beli edelweiss di sepanjang pananjakan. Karena saat ini bunga Edelweiss sudah makin sedikiiiit – nyesek -

Saya teramat sangat yakin bahwa kegiatan outing tersebut akan sangat menyiksa saia…hiking plus dingin yang menusuk…*enggaaaaakkkkk banget*

Saat hari H ( Oct. 2, 2015) sorenya saya harus lihat Bintang pentas dulu di Taman Remaja Surabaya (cerita menyusul), usai Mahgrib saya sudah harus berada di kantor kembali untuk berangkat ke Bromo…( can you imagine how damn tired I am??!) benar saja, begitu tiba dikantor 10 menit kemudian kita cabut.

Tiba di hotel Sion View pukul 11 malam…kita ada bakar2 disana…jangan tanya hotelnya seperti apa..yang jelas hotel ala backpacker. Ga ada AC nya ( jelasss laaaahh, emang kurang dingin gimana lagi?) . Tipi nya 14” masi tabung pulak ( lagian juga mana sempet liat tipi). Lebih mirip losmen daripada hotel ( orang sekarang suka salah mengartikan antara hotel dan losmen). Sarapannya ajoorrr. Air sukak mati…dan parahnya roommates saya mayan jorook, masa dia pipis gag disiraam, katanya airnya mati…hasheeemmm ya mestinya loe cek dulu doonk tuh air nyala kagak…



Penderitaan pertama adalah baru tidur jam 2.20 jam 03.30 sudah diketok pintu, karena jeep nya udah dateng. Penderitaan kedua adalah dingin yang naudzubillaaahhhh ampuuun Gustiiii.

Tapi begitu lihat jeep hardtopnya tiba, wooww I am so excited. They are cool jeeps, yet macho…so adventurer dan saya jadi nostalgia sama brownie. Well, me and hardtop has a special connection ;)

Saya memilih untuk duduk di depan ( bukan dimuka pak kusir), I am so ready…

Tibalah kita di lokasi melihat sunrise di Pananjakan dua ( sekarang Pananjakan pun dinomerin), hardtop di parkir, saya pun gugup, akankah saya berjalan jauuhhhh…jeeng..jeeng..jeeeng..jeeng… dan ternyata jalannya berpasir dan sedikit menanjak. Daaan ternyata spot nya bedaaaaa dengan terakhir saya ke Bromo. Spot kami melihat sunrise ..ajoorr sama sekali gag kliatan matahari bullet merah oranye muncul dari ufuk…sedangkan duluuu spot untuk sunrise ada pos nya, dan kita benar-benar bisa melihat si matahari muncul perlahan. Kalo yg di pananjakan 2 kemaren udah tau-tau  meraaahh aja langitnya jiaaahhhhh

Tapiii saya bisa melihat segarawedi dari tempat saya berdiri…dan lampu2 jeep yang sedang mengarah kesana dari arah ngadisari dan cemaralawang…Subhanallah watta view…

Jangan tanyaa yaaa tentang penghobi selfie…ooh they spent a lot of time taking selfie pic. Pose seheboh mungkin, orang laen cuma ngontrak. Well, they forget about how beautiful the view is.

Setelah melihat sunrise abal-abal, berangkatlah kita menuju segarawedi untuk lanjut hiking ke puncak Bromo. Perjalanan dengan hardtop is really thrills me. Actually I was hoping for challenging road but it was quite smooth.

Sampai di segarawedi, hardtop kita parkir di tempat yang jauuuuuuuuuuuuuuuuuuh dari titik awal hiking ..d*mn.. Seingaat sayaaaa.. back to the year of 1998/1999 hardtop kami boleh parkir disamping pura itu, jadi perjalanan menuju puncak tidak terlalu jauh.

Yaah sudahlah, sudah disini let’s go hiking to the top!!

Sudah separuh jalan berpasir tebal kulalui, sudah separuh tanjakan menuju tangga kawah…finally I decide to ride a horse wakakakakak..nggak kuat cyiiiiinnnnn

Dan Garnis-pun ( yang sebetulnya dia kuat mendaki) jadi ikutan naik kuda, karena dari awal dia emang barengan sama saya ( soriiii ya Garniiiiiissss). Setelah 250 anak tangga dengan tingkat kemiringan 30 derajad, dan nafas sudah senen-kamis, saya pun tiba di puncak Bromoooo….and….it was different, sekarang ada pagar pembatas yang sudah dipenuhi dengan coret-coretan pake tipe-X.  walaupun coretan tipe-x tidak akan mengurangi pemandangan dahsyat sekitar Bromo.

Kini ada warung sebelum tangga naik beserta sampah-sampahnya….*ngeness*

Don’t they realize when mother  nature has its turn to take away all from us?? Apabila Bromo “batuk” bukankah mereka juga yang susah, nggak bisa cari duit… trus kenapa mereka ngga tergerak untuk menjaga lingkungan. Sekedar mengingatkan pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan, it won’t be so difficult to do.



To my sons, when you go somewhere to enjoy mother nature, then please remember this : don’t take anything but pictures; don’t left anything but footsteps. And Be proud of our country…

penulis bersama rekan sales&marketing

Setelah tiba dirumah, My beloved one asked me : Mom kalo disuruh milih, ke Bali ato ke Bromo, pengennya kemana?? Dan jawaban saya : no BALI and no HIKING!!!



Someday I will write a story about why I do not prefer Bali as a holiday destination.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar