BROMO 2015…
Kegiatan Hiking di alam bebas adalah hal tidak dilirik untuk pilihan berlibur…oleh
sebab itu mending saya legam karena swimming dan snorkeling daripada saya hitam
karena hiking….
Well, sepertinya saya terkena imbas dari “mulutmu harimau
mu”, saya sering berkata “mending tidur gag liburan gpp asal gag naik gunung”
namun apa yang terjadi adalah : kantor saya mengadakan outing ke Bromo untuk
divisi kami dan seluruh karyawan di divisi kami WAJIB IKUT!!! –alamaaakkkk-
Terakhir saya ke Bromo adalaaaahhh saat tahun awal kuliah (
which is 1998/1999) saat Grand Bromo masi menjadi hotel paling mentereng
genjreng disana. Saat persewaan jeep hardtop masi sedikit. Saat masih banyak
pelaku criminal jual-beli edelweiss di sepanjang pananjakan. Karena saat ini
bunga Edelweiss sudah makin sedikiiiit – nyesek -
Saya teramat sangat yakin bahwa kegiatan outing tersebut
akan sangat menyiksa saia…hiking plus dingin yang menusuk…*enggaaaaakkkkk
banget*
Saat hari H ( Oct. 2, 2015) sorenya saya harus lihat Bintang
pentas dulu di Taman Remaja Surabaya (cerita menyusul), usai Mahgrib saya sudah
harus berada di kantor kembali untuk berangkat ke Bromo…( can you imagine how
damn tired I am??!) benar saja, begitu tiba dikantor 10 menit kemudian kita
cabut.
Tiba di hotel Sion View pukul 11 malam…kita ada bakar2
disana…jangan tanya hotelnya seperti apa..yang jelas hotel ala backpacker. Ga
ada AC nya ( jelasss laaaahh, emang kurang dingin gimana lagi?) . Tipi nya 14”
masi tabung pulak ( lagian juga mana sempet liat tipi). Lebih mirip losmen
daripada hotel ( orang sekarang suka salah mengartikan antara hotel dan
losmen). Sarapannya ajoorrr. Air sukak mati…dan parahnya roommates saya mayan
jorook, masa dia pipis gag disiraam, katanya airnya mati…hasheeemmm ya mestinya
loe cek dulu doonk tuh air nyala kagak…
Penderitaan pertama adalah baru tidur jam 2.20 jam 03.30
sudah diketok pintu, karena jeep nya udah dateng. Penderitaan kedua adalah
dingin yang naudzubillaaahhhh ampuuun Gustiiii.
Tapi begitu lihat jeep hardtopnya tiba, wooww I am so
excited. They are cool jeeps, yet macho…so adventurer dan saya jadi nostalgia
sama brownie. Well, me and hardtop has a special connection ;)
Saya memilih untuk duduk di depan ( bukan dimuka pak kusir),
I am so ready…
Tibalah kita di lokasi melihat sunrise di Pananjakan dua (
sekarang Pananjakan pun dinomerin), hardtop di parkir, saya pun gugup, akankah
saya berjalan jauuhhhh…jeeng..jeeng..jeeeng..jeeng… dan ternyata jalannya
berpasir dan sedikit menanjak. Daaan ternyata spot nya bedaaaaa dengan terakhir
saya ke Bromo. Spot kami melihat sunrise ..ajoorr sama sekali gag kliatan
matahari bullet merah oranye muncul dari ufuk…sedangkan duluuu spot untuk
sunrise ada pos nya, dan kita benar-benar bisa melihat si matahari muncul
perlahan. Kalo yg di pananjakan 2 kemaren udah tau-tau meraaahh aja langitnya jiaaahhhhh
Tapiii saya bisa melihat segarawedi dari tempat saya
berdiri…dan lampu2 jeep yang sedang mengarah kesana dari arah ngadisari dan
cemaralawang…Subhanallah watta view…
Jangan tanyaa yaaa tentang penghobi selfie…ooh they spent a
lot of time taking selfie pic. Pose seheboh mungkin, orang laen cuma ngontrak.
Well, they forget about how beautiful the view is.
Setelah melihat sunrise abal-abal, berangkatlah kita menuju
segarawedi untuk lanjut hiking ke puncak Bromo. Perjalanan dengan hardtop is
really thrills me. Actually I was hoping for challenging road but it was quite
smooth.
Sampai di segarawedi, hardtop kita parkir di tempat yang
jauuuuuuuuuuuuuuuuuuh dari titik awal hiking ..d*mn.. Seingaat sayaaaa.. back
to the year of 1998/1999 hardtop kami boleh parkir disamping pura itu, jadi
perjalanan menuju puncak tidak terlalu jauh.
Yaah sudahlah, sudah disini let’s go hiking to the top!!
Sudah separuh jalan berpasir tebal kulalui, sudah separuh
tanjakan menuju tangga kawah…finally I decide to ride a horse
wakakakakak..nggak kuat cyiiiiinnnnn
Dan Garnis-pun ( yang sebetulnya dia kuat mendaki) jadi
ikutan naik kuda, karena dari awal dia emang barengan sama saya ( soriiii ya
Garniiiiiissss). Setelah 250 anak tangga dengan tingkat kemiringan 30 derajad,
dan nafas sudah senen-kamis, saya pun tiba di puncak Bromoooo….and….it was
different, sekarang ada pagar pembatas yang sudah dipenuhi dengan coret-coretan
pake tipe-X. walaupun coretan tipe-x
tidak akan mengurangi pemandangan dahsyat sekitar Bromo.
Kini ada warung sebelum tangga naik beserta
sampah-sampahnya….*ngeness*
Don’t they realize when mother nature has its turn to take away all from
us?? Apabila Bromo “batuk” bukankah mereka juga yang susah, nggak bisa cari
duit… trus kenapa mereka ngga tergerak untuk menjaga lingkungan. Sekedar
mengingatkan pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan, it won’t be so
difficult to do.
To my sons, when you go somewhere to enjoy mother nature,
then please remember this : don’t take anything but pictures; don’t left
anything but footsteps. And Be proud of our country…
penulis bersama rekan sales&marketing |
Setelah tiba dirumah, My beloved one asked me : Mom kalo
disuruh milih, ke Bali ato ke Bromo, pengennya kemana?? Dan jawaban saya : no
BALI and no HIKING!!!
Someday I will write a story about why I do not prefer Bali
as a holiday destination.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar