Begini ceritanya…(nak, bila kalian membaca ini, sueerr mamma
ngga perna suka kongkow di café, apalagi minum alkohol)
Suatu hari, untuk tujuan pembubaran panitia acara, seorang
rekan mengusulkan untuk ngumpul+makan setelah jam kantor.
Ah ya sudah lah, kalau ngga ikut ya nggak enak…yang ada di
pikiran saya, acara akan diadakan di tempat makan semacam Kedai Tua Baru, atau Café
Sera ( entah kenapa lha wong itu resto kok jenenge café, padahal di Negara asalnya
café adalah tempat ngopi di sepanjang trotoar, no main dishes)..atau Eat and
Eat di ex. Gelael. Tempat yang enak buat
makan sambil ngobrol…
Kata teman, venue-nya di resto baru di kawasan jalan
Biliton..oke baiklah, new place means new experience. Begitu tiba ditempat, ooh
woow tempatnya lumayan cozy, harga yaa sesuai venue. Lalu saya menanyakan
kepada waiter disana untuk reservasi atas nama teman saya tadi, dan ternyata
tidak adaa….”duuuh matiikk aku, opo salah alamat?” saya telponlah si teman, dia
bilang bukan di resto tapi café-nya…dalam hati saya bersyukur, bahwa saya tidak
salah alamat.
Begitu masuk di TKP…jeeeeng ..jeeeeng.. jeeeeng..ruangannya
yg gag terlalu gede, saya tahu tempat ini dulunya adalah café beneran ( jualan
kopi dan camilan doank yang namanya LADANG COFFEE), skarang dia menjelma
menjadi tempat yang remang-remang, cenderung kearah night club. They sell
alcohol, cocktails, mocktails, dishes with extraordinary prices, DJ performs,
live music…yeah yeaah that kind of things.
Ruangan ber-AC minim ventilasi dan tentunya smoking area,
hadaaaahh ampuuunn dijeeyyy ini mah bukan saya bangeeettt. Tapi berhubung ini
adalah undangan, saya Cuma berharap acaranya cepat selesai.
Dan benar saja, tempat ini adalah night club yang lebih
berorientasi kepada minuman, jadi waktu saya pesen prawn potato au gratin, it
took 60 minutes to wait ( iki during nate diseneni Gordon Ramsay ancene). Belum
lagi pesenan lainnya, sop buntut itu metune sejam lewat.
Masalah porsi saya bingung dengan konsepnya…fine dining ato
nggolek bathi kakehan?? It took me 10 minutes to clean up my prawn-potato au
gratin..nice huh?!
Beberapa dari rekan-rekan yang dateng, mereka tampak tidak
berada ditempat walopun raganya duduk didepan saya…they didn’t enjoy the place
and didn’t fit there. Mereka hanya
manggut-manggut mengikuti irama lagu dari video klip yang ditayangkan dari LED
raksasa di salah satu dinding café.
Sementara saya dan salah satu rekan lain, sibuk menganalisa
kumpulan ABG dari meja sebelah, yang bergaya masa kini ( kerpus, tato di
lengan, slim-fit shirt, rok tutu, gaun mini dengan kain ringan melayang uhuuuy)
saya mikir, ini bocah2 iki pamite mau opo yo nang wong tuwane??
Lebih syok lagi ketika mereka memesan 3 botol alcohol import
yang tadi saya sempet intip harganya , each is 1,5 jeti..belum lagi mereka
memakai perangkat alat hisap sisha ( duh Gusti..apa ya Bapak Ibu nya tauuu
ini??)
Dan lebih mengezutkan lagi, bunch of ABG ini di traktir oleh
“bos” mereka yang ternyata sedang
mengadakan pesta untuk ceweknya, ultah ke-16th. Si “ bos” ini kira2
masi umur 19 tahunan lah…yang menjadi pertanyaan, Bapake arek iki kerjo opoooo
kok iso anake ngebosi kanca2ne ngombe2 nang café.
Pesan untuk 3 putra mamma : JAUH-JAUH DARI ROKOK, ALKOHOL, NARKOBA
.. Trust me sons, they are not good for your body. Not good for yourself and
family.
Selama di café, saya terus berpikir bahwa I am not suitable
on here anymore. …apa karena saya sudah emak2? Ato sudah 35 menjelang 36 tahun?
Hmmm I don’t think so…because I already
found the coziest place to hang out, it calls “HOME” where I spend my time with
you kiddos. Where, I could cook good meal for you kids.
Hope that all you kiddos, would feel the same way as I am.
Love you always sons