Setahun belakangan ini saya melihat pembangunan hotel di
Surabaya semakin “gila”…pada ruas jalan yang sama, kita bisa mendapatkan 3-6
hotel. Surabaya selama ini memang belum menjadi tujuan utama pariwisata, tidak
seperti Jogjakarta ataupun Solo…atau Malang lah, tapi hotel di Surabaya udah
kaya jamur di musim hujan.
Saya memang bukan penikmat fasilitas hotel saat weekend,
tapi sedikit banyak saya pernah mendapatkan pengalaman untuk “in house tour” sampai
mendapatkan voucher untuk bermalam dari beberapa hotel.
Tahun-tahun terakhir saya bekerja di Ashley, saya
mendapatkan kesempatan untuk bermalam di business hotel, hotel yang didesain
untuk para pelaku bisnis dimana luxury bukan merupakan prioritas. Yang penting jaringan internetnya yahuuud
ngebuuud. No swimming pool for sure…some of them don’t have bath-up..lagian
pelaku bisnis kan mana sempet kumkum-kumkum di hotel…selak ketingaalan meeting
doonk. Nah hotel macem ini yang sekarang lagi banyak dibangun di Surabaya.
Pembangunan hotel-hotel ini sayangnya tidak disertai dengan
lahan parkir yang memadai, ada tipe business-hotel di bilangan Basuki Rachmad,
uuh kalo mau parkir deg-deg-an duluan liat medannya yg menukik turun…salah
haluan body mobil bisa beset-beset, ato paling apes bisa2 maju-mundur ngatur
beloknya…
Belum lagi hotel di kawasan Taman Bungkul…kalo Minggu dia
jadi egois banget, nutup jalan akses disekitarnya , krn setiap Minggu Surabaya
ada car free day yang digelar di sepanjang jalan Raya Darmo, dan kebanyakan
orang memarkir kendaraannya di sekitaran Taman Bungkul. Karena hotel egois ini,
akhirnya parkir sampe ke utaranya jalan Serayu, alias tambah juaauuuh. Tapi
buat anak-anak, sejauh apapun parkirannya mereka tetep semangat meramaikan car
free day.
Di jalan Baratajaya ada dua hotel persis bersebelahan,
Narita adalah hotel pertama yang berdiri, dia adalah hotel melati yang
bernuansa jawa…dan dia adalah hotel kelas melati yang pede banget pasang harga
400K lewaaat. 6 bulan belakangan ini, berdirilah The Rock Hotel, kelas melati
juga, dan pede pasang harga lewat running text dipintu masuk IDR250
nett….jeng..jeng..jeng..jeng….tidak lama si Narita memasang baliho segede gaban
“ IDR 270K nett”…perang harga-pun dimulai…kalo dipikir-pikir sing edan kuwi
sing yang kasih ijin. Lha wong hotel kok iso berjajar persis sebelahan.
Di area jalan raya Jemursari juga sudah berjajar hotel-hotel
…haduuh pliiz deh…
Belum lagi apartel-apartel yang kini menjamur di Surabaya…aww..aww…
Do we need more hotels in Surabaya?