HOME

Selasa, 26 Mei 2015

SURABAYA ( NO LONGER) HEROES CITY….it’s A city of Malls



Pagi ini ketika saya berangkat kerja, perjalanan saya terhambat di kawasan depan mall paling gede se’surabaya (antara Jl. Basuki Rahmat dengan Jl. Embong Malang)…it’s ten to eight and I’m still away from my office…
Setelah kepadatan mulai terurai barulah jelas penyebabnya adalah long vehicle dengan muatan lonjoran besi untuk pelebaran mall paling gede tersebut…padahal itu mall udah sampe seri ke 6 kali….masi mau dia bangun lagi..hedeh ..hedeh…
Begitu banyak mall di Surabaya…dan rata-rata isinya sama..franchise bakery “Roti Bicara”, “Roti bocah laki-laki” ….atau franchise donat…J**, atau kedai kopi Ex***, St***,  beberapa franchise fast food fried chicken..pokoknya semua kebarat-baratan…kalaupun ada took buku, paling ya took buku dengan merk yang sama Dia lagi…Dia lagi…

Di kompleks mall dengan 6 seri ini, gedenya naujubilah…klo mau olahraga jalan-jalan mending mrene wae tapi ra usah jajan…ngiterin dari lantai bawah sampe atas dari mall seri 1 sampe seri 6…ditanggung kalori pasti banyak  yang terbakar.  Walopun ukurannya segede gaban, TAPI toko bukunya cuma sebiji…dan Dia lagi.. uhmm ada sih PERIPLUS-BOOK STORE disitu, tapi dikiiiit banget peminatnya.  Watta pathetic  Mall ….
Well, ada satu mall di Surabaya, dulunya dia ini lahan di kota dengan pepohonan segede-gede gaban, dikelilingi pagar seng dengan tulisan “MILIK WALUBI” pendek kata lahan ini sudah seperti hutan belantara di tengah kota, kalo malem Cuma banci sama tukang tambal ban yg berani mangkal deket sini…2-3 tahun belakangan dia menjelma menjadi sebuah mall  dimana owner nya ini ya si ketua Walubi itu sendiri, yang akhirnya dia terkenan kasus penyuapan bupati Buol-Sulawesi…awalnya saya seneng ke mall ini, karena gag terlalu besar, dan ada toko bukunya walopun Dia lagi..setelah beberapa lama saya absen nyambangin Mall ini, tiba’e si toko buku sudah tidak ada lagi….wah kecewa saya…gimana sih Mall kok ga ada toko bukunya??

Ada lagi mall di wilayah timur Surabaya, awalnya dia cuma satu gedung aja, dan ada Swensen’s –nya ( gerai es krim lawas di Surabaya, dulunya Cuma ada di Gelael), ada toko bukunya dan bukan Dia lagi…tapi sekarang dia menambah gedung dengan S*G* sebagai andalannya…tempat parkir yg dulunya hanya disekeliling gedung, kini harus muter-muter sampe tingkat ketujuh…hedeh jadi wegah saya….mau ngemol aja kok soro…
Satu lagi mall dikawasan Surabaya Barat, masi satu grup dengan Mall yg sampe 6 seri tadi….saya paling wegaaah kesini, saya kesana hanya sesekali jika ada ajakan makan dari kolega, entah kenapa tapi saya (saat itu) memang nggak nyaman dengan mall yang satu ini…eehh belakangan saya tau, kalo ada perempuan yang saya tidak sukak, kerja disitu…*beeeeeeeghhh bener kan, eneg saya terbukti* hahahahahaha…..

Ada lagi mall di kawasan Surabaya tengah, daerah  Jl. Pemuda, mall ini sudah lama exist,  sejak saya SD (1990-an) kalo gag salah…dia dulu terkenal angker, konon katanya ada pohonn beringin di area parkirannya yang tidak dapat ditebang, lalu ada rumor mengenai mata mannequin-nya yang lirik-lirik kesana kemari…sampe pada akhirnya salah satu gerai fast food dengan andalan burger tumpuknya, membuka outlet disitu…perlahan-lahan ramailah mall ini. Disini dulu ada dua toko buku *yaaayyyy* jadilah mall ini tujuan saya pada saat saya SMA ( tahun 1997-an)- sampai sekarang sih, benernya. Hanya saja, semenjak saya berkerja dikawansan Surabaya utara (udah deket laut), saya jadi males ngemall tiap pulang kerja, udah capek duluan hehehe….
Belum lagi mall-mall baru yang bermunculan di kawasan Mayjen Sungkono ada mall gede yang elegant, yang tempat parkirnya bener2 user friendly, basement parking-nya nyaman dan gag pengap, didalem mall juga lega…walopun gedungnya  gag sampe bertumpuk-tumpuk. Ada toko bukunya pula….yaaayyy.  This mall is perfect hehehe…

Di Surabaya barat muncul mall baru namanya Len**rc, yang pada saat pembangunan mengundang kontroversi, karena dia harus “membelokkan” jalan raya saat pembangunan basement-nya. Jadi bisa kita bayangkan back-up oknum-nya..yang bisa-bisa nya member ijin mall untuk “membelokkan” jalan raya milik umum, even for temporary. Bikin saya makin wegah untuk liat mall yang satu ini.
Lalu muncul mall di kawasan bundaran Waru (oouw deket rumah),  saat pembangunannya dia juga mengundang banyak kontroversi, pertama, dia menolak untuk membangun frontage didepannya. Kedua terdapat masalah perijinan.  Saya sebenernya gag suka ngemall kesini, krn parkirnya susah,orientasi mall-nya jugag gag jelas…terlalu banyak aisle, terlalu banyak belokan, membuat saya susah untuk menemukan satu toko saat kunjungan berikutnya.  Menurut saya, dia ini mall dengan tipe bangunan mirip pasar grosir. Dan dia tidak memiliki toko buku…
Tapi apa daya, anak-anak saya seneng buangeeettt ngemall kesini, karena mall ini memiliki beberapa play ground…

Saya yakin masih ada beberapa mall yeng belum sempet kesebut disini, hadeh…bener-bener deh too many malls in one city.
Saya merindukan tempat  perbelanjaan masa kecil saya seperti : Toko Nam (yang sekarang jadi perluasannya TP, entah TP ke berapa lagi).  SIOLA, yang kini menjadi asset pemkot Surabaya dan konon Bu Risma akan menjadikannya sebuah educational museum.  WIJAYA, dimana terdapat outlet Hoya disitu..HOYA heaven for lil’ girl..krn disitu penuh dengan barang-barang merk Sanrio *uwoooooooow*. Dulu di WIJAYA terdapat arena roller skate, keren kan?!
Lalu ada toko SINAR di Jemur Sari, disini juga ada Hoya, department store, ada Kentucky fried chicken, ada Es Teler Handayani, ada Swensen’s.  Tempat perbelanjaan 20 tahun lalu masing-masing tempat memiliki karakter mereka sendiri, satu dengan lainnya berbeda tipe. Kalau mau bali baju, pilihannya adalah Toko Nam. Kalau mau yang agak luas, pilihannya adalah SIOLA…

Currently, I am on the stage  “Do we need more malls in Surabaya? “, they are all have the same things inside THEM, same department store, same supermarket, same coffee shop, same bakery, same fast food restaurant..boriiiiing!!!
Surabaya is no longer city of heroes….Surabaya city of malls