Pagi ini ketika saya berangkat kerja, perjalanan saya
terhambat di kawasan depan mall paling gede se’surabaya (antara Jl. Basuki
Rahmat dengan Jl. Embong Malang)…it’s ten to eight and I’m still away from my
office…
Setelah kepadatan mulai terurai barulah jelas penyebabnya
adalah long vehicle dengan muatan lonjoran besi untuk pelebaran mall paling
gede tersebut…padahal itu mall udah sampe seri ke 6 kali….masi mau dia bangun
lagi..hedeh ..hedeh…
Begitu banyak mall di Surabaya…dan rata-rata isinya
sama..franchise bakery “Roti Bicara”, “Roti bocah laki-laki” ….atau franchise
donat…J**, atau kedai kopi Ex***, St***,
beberapa franchise fast food fried chicken..pokoknya semua
kebarat-baratan…kalaupun ada took buku, paling ya took buku dengan merk yang
sama Dia lagi…Dia lagi…
Di kompleks mall dengan 6 seri ini, gedenya naujubilah…klo
mau olahraga jalan-jalan mending mrene wae tapi ra usah jajan…ngiterin dari
lantai bawah sampe atas dari mall seri 1 sampe seri 6…ditanggung kalori pasti
banyak yang terbakar. Walopun ukurannya segede gaban, TAPI toko
bukunya cuma sebiji…dan Dia lagi.. uhmm ada sih PERIPLUS-BOOK STORE disitu,
tapi dikiiiit banget peminatnya. Watta
pathetic Mall ….
Well, ada satu mall di Surabaya, dulunya dia ini lahan di
kota dengan pepohonan segede-gede gaban, dikelilingi pagar seng dengan tulisan
“MILIK WALUBI” pendek kata lahan ini sudah seperti hutan belantara di tengah
kota, kalo malem Cuma banci sama tukang tambal ban yg berani mangkal deket
sini…2-3 tahun belakangan dia menjelma menjadi sebuah mall dimana owner nya ini ya si ketua Walubi itu
sendiri, yang akhirnya dia terkenan kasus penyuapan bupati
Buol-Sulawesi…awalnya saya seneng ke mall ini, karena gag terlalu besar, dan
ada toko bukunya walopun Dia lagi..setelah beberapa lama saya absen nyambangin
Mall ini, tiba’e si toko buku sudah tidak ada lagi….wah kecewa saya…gimana sih
Mall kok ga ada toko bukunya??
Ada lagi mall di wilayah timur Surabaya, awalnya dia cuma
satu gedung aja, dan ada Swensen’s –nya ( gerai es krim lawas di Surabaya,
dulunya Cuma ada di Gelael), ada toko bukunya dan bukan Dia lagi…tapi sekarang
dia menambah gedung dengan S*G* sebagai andalannya…tempat parkir yg dulunya
hanya disekeliling gedung, kini harus muter-muter sampe tingkat ketujuh…hedeh
jadi wegah saya….mau ngemol aja kok soro…
Satu lagi mall dikawasan Surabaya Barat, masi satu grup
dengan Mall yg sampe 6 seri tadi….saya paling wegaaah kesini, saya kesana hanya
sesekali jika ada ajakan makan dari kolega, entah kenapa tapi saya (saat itu)
memang nggak nyaman dengan mall yang satu ini…eehh belakangan saya tau, kalo
ada perempuan yang saya tidak sukak, kerja disitu…*beeeeeeeghhh bener kan, eneg
saya terbukti* hahahahahaha…..
Ada lagi mall di kawasan Surabaya tengah, daerah Jl. Pemuda, mall ini sudah lama exist, sejak saya SD (1990-an) kalo gag salah…dia
dulu terkenal angker, konon katanya ada pohonn beringin di area parkirannya
yang tidak dapat ditebang, lalu ada rumor mengenai mata mannequin-nya yang
lirik-lirik kesana kemari…sampe pada akhirnya salah satu gerai fast food dengan
andalan burger tumpuknya, membuka outlet disitu…perlahan-lahan ramailah mall
ini. Disini dulu ada dua toko buku *yaaayyyy* jadilah mall ini tujuan saya pada
saat saya SMA ( tahun 1997-an)- sampai sekarang sih, benernya. Hanya saja,
semenjak saya berkerja dikawansan Surabaya utara (udah deket laut), saya jadi
males ngemall tiap pulang kerja, udah capek duluan hehehe….
Belum lagi mall-mall baru yang bermunculan di kawasan Mayjen
Sungkono ada mall gede yang elegant, yang tempat parkirnya bener2 user
friendly, basement parking-nya nyaman dan gag pengap, didalem mall juga lega…walopun
gedungnya gag sampe bertumpuk-tumpuk. Ada
toko bukunya pula….yaaayyy. This mall is
perfect hehehe…
Di Surabaya barat muncul mall baru namanya Len**rc, yang
pada saat pembangunan mengundang kontroversi, karena dia harus “membelokkan”
jalan raya saat pembangunan basement-nya. Jadi bisa kita bayangkan back-up oknum-nya..yang
bisa-bisa nya member ijin mall untuk “membelokkan” jalan raya milik umum, even
for temporary. Bikin saya makin wegah untuk liat mall yang satu ini.
Lalu muncul mall di kawasan bundaran Waru (oouw deket
rumah), saat pembangunannya dia juga
mengundang banyak kontroversi, pertama, dia menolak untuk membangun frontage
didepannya. Kedua terdapat masalah perijinan. Saya sebenernya gag suka ngemall kesini, krn
parkirnya susah,orientasi mall-nya jugag gag jelas…terlalu banyak aisle,
terlalu banyak belokan, membuat saya susah untuk menemukan satu toko saat
kunjungan berikutnya. Menurut saya, dia
ini mall dengan tipe bangunan mirip pasar grosir. Dan dia tidak memiliki toko
buku…
Tapi apa daya, anak-anak saya seneng buangeeettt ngemall
kesini, karena mall ini memiliki beberapa play ground…
Saya yakin masih ada beberapa mall yeng belum sempet kesebut
disini, hadeh…bener-bener deh too many malls in one city.
Saya merindukan tempat
perbelanjaan masa kecil saya seperti : Toko Nam (yang sekarang jadi
perluasannya TP, entah TP ke berapa lagi).
SIOLA, yang kini menjadi asset pemkot Surabaya dan konon Bu Risma akan
menjadikannya sebuah educational museum. WIJAYA, dimana terdapat outlet Hoya
disitu..HOYA heaven for lil’ girl..krn disitu penuh dengan barang-barang merk
Sanrio *uwoooooooow*. Dulu di WIJAYA terdapat arena roller skate, keren kan?!
Lalu ada toko SINAR di Jemur Sari, disini juga ada Hoya, department
store, ada Kentucky fried chicken, ada Es Teler Handayani, ada Swensen’s. Tempat perbelanjaan 20 tahun lalu
masing-masing tempat memiliki karakter mereka sendiri, satu dengan lainnya
berbeda tipe. Kalau mau bali baju, pilihannya adalah Toko Nam. Kalau mau yang
agak luas, pilihannya adalah SIOLA…
Currently, I am on the stage “Do we need more malls in Surabaya? “, they
are all have the same things inside THEM, same department store, same
supermarket, same coffee shop, same bakery, same fast food restaurant..boriiiiing!!!
Surabaya is no longer city of heroes….Surabaya city of malls